Selasa, 21 Februari 2017

Arch Hotel Bogor

Saat ini - sekitar jam 6 subuh, di luar hujan badai sejak dini hari. Biasanya saya sudah berangkat dari rumah jam 5.30 menuju tempat kerja, tapi mengingat pengalaman kemarin, gelap-gelapan menebak jalanan banjir atau tidak, lebih baik saya gak jalan dulu. Dapat berita dari adik saya yang baru berangkat mau kuliah, ternyata rumah saya terkepung antara banjir dan pohon tumbang. Yah makin mager.

Kemarin dalam usaha mencapai tempat kerja yang berjarak 40 km, saya menerjang genangan yang ternyata makin lama makin dalam sehingga memutuskan putar balik. Tapi diantara perjalanan membelah genangan air tersebut, selain menciptakan semacam ombak yang mengguyur pengendara motor disebelah saya (maaf banget ya mba, sumpah gak sengaja), plat nomor mobil bagian depan saya pun hilang.

Nah karena itu, hari ini saya pikir lebih baik untuk tunduk dulu sama kehendak alam, menunggu hujan reda sambil menikmati kopi hitam tanpa terburu-buru dan menulis blog.

***

Bulan Desember tahun 2016 silam saya sempat ada shortrip ke Bogor. Karena jarak Bogor yang tidak begitu jauh dari Jakarta, biasanya saya jarang menginap disana. Tapi kali itu saya mau iseng, menghabiskan malam di Bogor.

Berangkat dari kantor jam setengah lima sore, saya tiba di rest area yang sebelum exit sentul city seklitar jam setengah 6. Mampir untuk jajan Starbuck. Rencananya saya mau go show cari hotel-hotel di sepanjang Jl. Padjadjaran, tapi iseng-iseng saya lihat Agoda di handphone saya dan menemukan sebuah hotel di area yang saya inginkan lagi diskon banyak. Plus ada tambahan potongan setelah log in, insider’s deal.

Nama hotelnya Arch Hotel. Setelah booking confirmed, saya langsung cari lokasi tersebut di GPS. Saya diarahkan oleh GPS untuk exit di sentul city kemudian masuk toll yang baru. Ternyata lokasinya tidak begitu jauh dari exit toll baru itu. Hotelnya bertetangga dengan salah satu café yang lagi hits di Bogor, Lemongrass.

Hotelnya memang tidak besar, kamarnya juga standard, kalau misalkan tidak ada diskon yang besar ditambah insider’s deal menurut saya sih rate nya terlalu mahal. Yang bikin saya tertarik cuma kolam renangnya.

Bisa jalan kaki ke Lemongrass
Kamarnya lumayan, yang penting ada pemanas air untuk bikin kopi
Safety deposit box dan Kulkas
Sandal hotelnya lucu juga warna hitam

Ketika check in dengan sok tau saya tanya kolam renang buka sampai jam berapa, kebetulan di mobil bawa baju renang. Mas-mas receptionist bilang buka 24 jam, saya pun niat mau berenang malam-malam. Pas malam hari saya balik kesitu, langsung buyar niat saya ketika mencelupkan ujung jari. Dingin banget. Akhirnya saya cuma duduk dipinggir kolam, buka laptop.

Dari Agoda saya hanya booking kamar tidak include breakfast karena memang harus berangkat pagi sekali. Waktu lagi nunggu lift turun dari lantai tempat kamar saya, dari jendela tampak  puncak Gunung Salak  yang diselimuti awan tipis.



Gunung Salak View dari jendela hotel


Alamat:
Arch Hotel Bogor
Jl. Raya Pajajaran No. 225
Bantarjati, Bogor Utara




Minggu, 19 Februari 2017

Harus Pergi Liburan

Terhitung awal januari 2017, saya secara resmi menjalani kehidupan di dua pekerjaan. Di bulan kedua juggling antara pekerjaan satu dan yang lainnya, rasanya hari-hari saya sudah mulai kocar-kacir dan keteteran. Pekerjaan saya yang baru lokasinya jauh banget, jarak tempuh 40 km sekali jalan dari rumah saya. Otomatis saya berangkat harus subuh. Diantara waktu itu saya harus meluangkan waktu untuk pekerjaan nomor dua saya, jadi kadang sabtu juga saya harus kerja.

Seperti misalnya sabtu lalu, dari pagi mengerjakan dokumen tender. Hari minggu malam saya berangkat ke semarang. Senin subuh tiba di semarang langsung ke jepara. Siangnya langsung balik ke semarang, tidak lupa mampir ke kudus untuk makan garang asem favorit. Sorenya sudah naik kereta lagi ke jakarta. Sampai rumah hampir tengah malam. Selasa subuh saya sudah harus berangkat ke kantor baru saya yang berjarak 40 km dari rumah itu. 

Ngomong-ngomong, perkembangan kereta api luar kota semakin bagus saja sejak terakhir kali saya naik kereta ke Jogja dua tahun lalu. Saya beli tiket di Indomaret, dapat struk yang ketika sampai di Gambir dicetak langsung di mesin cetak boarding pass. Tidak perlu antri di loket seperti jaman dulu. 

Waktu dari semarang malahan saya beli tiket dari mesin, tinggal memasukan asal keberangkatan dan destinasi, pilih kereta, kemudian memasukan uang di mesinnya, langsung keluar struk. Setelah dapat struk pergi ke mesin cetak boarding pass. Mudah banget. Kereta yang saya naikin kebetulan argo, bersih banget dan tidak ada cek tiket karena kondekturnya sepertinya tinggal cek penumpang dan nomor kursinya dari handphone yang dibawa-bawa. 

Untungnya hari Rabu libur pilkada. Tapi saya tetap harus kerja setelah mencoblos, mengerjakan pekerjaan lain dari tempat kerja kedua. Yah akibatnya kalau ada waktu luang, saya utamakan untuk tidur. Jadwal latihan lari saya pun berantakan, seperti bangku belakang mobil saya yang sekarang setiap hari harus menempuh jarak lebih dari 100km. Entah sampai berapa lama saya bisa bertahan hingga tulang-tulang yang mulai renta ini start to falling apart. 

Terlebih karena sekarang lebih sering menghabiskan waktu sendirian terlalu lama di mobil, dalam cuaca yang senantiasa mendung dan sering hujan, saya jadi gampang merasa melankolis. Ah sepertinya saya benar-benar harus pergi liburan. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...