Kamis, 08 Mei 2014

Selamat Natal di Pertengahan Januari

Pertengahan Januari. Rasanya seperti mau masuk ruangan ujian; mules dan deg2an. Petugas tiket depan ruang check in Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar tersenyum mencurigakan waktu membaca tujuan di tiket saya, "Dili?" katanya. Entah itu pertanyaan yg harus dijawab oleh saya atau oleh dirinya sendiri utk meyakinkan kalau cewek imut didepannya mau ke Dili. Mungkin karena saya bukan orang asing dan ga ada potongan seperti orang Timor, ditambah lagi karena penampilan dan barang bawaan saya juga tidak terlihat seperti akan melakukan bisnis trip.

Hampir semua orang yang saya kabari kalau saya mau jalan-jalan ke Dili bertanya, "ngapain jalan-jalan ke Dili? disana kan ga ada apa-apa."  Kalau maksudnya 'apa-apa' yang identik dengan jalan-jalan itu seperti di Bali atau Jogja atau Bandung atau Phuket, sudah jelas di negara umur 12 tahun yang bahkan belum punya mata uang sendiri tidak akan ada seperti itu. Dan memang bukan itu yang saya cari. 

Di loket check in, bapak-bapak botak gede galak mondar mandir depan loket. Beberapa orang di antrian check in tampak dikenalnya, dia salaman kesana kemari dan menyapa calon penumpang pesawat yang dikenalnya. Sepertinya tidak banyak orang yang mondar mandir Dili naik pesawat. Mbak petugas counter check in bertanya apakah ini kunjungan pertama kali ke Dili dan saya mengangguk. Bapak botak itu langsung menghampiri dan bertanya apa urusan ke Dili, ada kenalan atau tidak disana, berapa hari disana, dan menjelaskan peraturan imigrasi di Dili, kalau tiap orang harus punya minimal 100 USD/hari untuk bekal survive di sana. 

Saya menggangguk dan melempar senyuman 'everything is under control'. Terakhir dia berpesan, jangan lupa siapkan 30 USD untuk Visa on Arrival. Saya mengangguk lagi, "sudah disiapkan".

Di ruang tunggu no 5 hanya ada beberapa gelintir orang. Di luar, langit dipayungi awan hitam tebal menggumpal, rintik hujan membasahi landasan udara yang basah akibat diterjang hujan deras yang baru saja berhenti beberapa menit sebelumnya.

8.50, satu jam lagi sblm keberangkatan pesawat, 4 jam sebelum waktu mendarat di Dili, saya masih diliputi kecemasan kalau pesawatnya akan di cancel karena badai dan kemungkinan di deportasi dari Timor Leste karena alasan kedatangan saya yang tidak bermutu : jalan-jalan. Untungnya mendekati waktu keberangkatan hujan berangsur berhenti, panggilan boarding tepat waktu dan pesawat berangkat sesuai jadwal walaupun take-off di tengah gerimis.

Tiba di bandara Dili yg diberi nama seperti nama presiden pertama nya, Nicolau Lobato, saya melenggang mengikuti arus penumpang menuju antrian loket Visa On Arrival. Tanpa ditanya apa-apa, tanpa isi formulir apa-apa, saya hanya menyerahkan Paspor dan disuruh bayar 30 dollar, paspor di kasih cap Visa terus lanjut antri di loket imigrasi.

Airport Dili

Di loket imigrasi saya disambut bapak-bapak berwajah tegas tapi ramah, beliau bertanya dengan bahasa Indonesia tujuan ke Dili, saya jawab : turis, vacation. Kemudian dia tanya berapa hari, saya jawab hanya 2 hari. Kemudian bapaknya bilang (entah kenapa ini yang selalu di protes sama orang imigrasi yg mau ngecap paspor saya), "kenapa sebentar sekali?" sambil menatap gak rela.

Saya hanya mengangkat bahu.

"Baiklah, disini saya beri waktu 15 hari," dia menuliskan 15 hari di atas cap Visa on arrival, di cap kemudian dikembalikan ke saya sambil berkata "Selamat Natal” 



29 komentar:

  1. kok salamat natal?
    hahahhahaaa... mungkin everyday is natal disana ya...

    aku belom kepikiran jalan jalan ke Dili

    BalasHapus
  2. hahaha.....msh pnasaran knp dia ngucapin slmt natal ya..kan bulanjanuari hehe..
    mbk kmrn q posting istana siak di blog ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Suasana natalnya mulai awal desember sampe januari. Siaaap aku meluncur kesana ya

      Hapus
  3. mungkin karena belum 1 bulan jadi masih suasana Natal ya hehehe maksa. Yang ada selamat tahun baru ya mabk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener.. Sama aja kayak klo kita disini suasana lebaran kan lama juga

      Hapus
  4. Iya? Kenapa cuma dua hari?hihih

    Btw, orang ke arah timur sana memang bgitu kali yah tradisinya. Di manado juga sampe januari masih sah ngucapin selamat Natal, karena kuncikan alias penutupan masa Natal itu tanggal 31 Januari sedangkan pembukaanya di tanggal 1 desember dengan tanda pemasangan Pohon Natal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya gara2 cutiiiii jd cm dapet 2 hari di timor leste huhuhu...
      Kayaknya mayoritas daerah yg merayakan natal sama spt itu, py.

      Hapus
  5. kalo ke blog ini cuma bisa senewen, betapa minim pengalaman mba irma merambah dunia luar :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah mba irma kan pengalaman hidup nya yg lain udah lbh mumpuni dari aku, udah banyak makan asam garam *tsadeeesss

      Hapus
  6. Minggu lalu gw sedang merajut mimpi ke Timor Leste karena ada lomba blog berhadiah jalan-jalan ke Atambua, dimana gw bisa nyeberang ke Timor Leste. Tapi seketika mimpi itu musnah. Posting-an gw didiskualifikasi karena alasan yang nggak disebutkan di persyaratan. Kata panitianya, "gw orang dalam, jadi nggak boleh ikutan lomba". Padahal di persyaratan nggak ada tulisan, "orang dalam dilarang mengikuti lomba". Sakit ati banget gw :(

    Mudah2an next time ada kesempatan ke sana juga :D

    Indra Prasetya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lomba apaan? Gw kog ga tau ya? Jgn2 yg tau cuman org dalem aja bwahahahaa

      Hapus
  7. iiih bikin pnasaran.. knapa critanya dipotong semena2 ginii cyiin...? Ayo mana lanjutannyaaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu udah selesai mba cova, ya stlh itu aku jalan2 deh di dili hihihiii

      Hapus
  8. Lu kapan ke Dili Mil? #amnesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan bilang gw ga ngajak #getokpalacipu

      Hapus
  9. Koq baik banget ya, Mba. Minta dua dikasih lima belas.
    Bapaknya Gerogi kalik, ya. Sampai salah ucap, Selamat Natal. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin minimal nya 12 kali ya hahahaa

      Hapus
  10. Hehe, Christmas spirit itu. Malah biasanya ornamen natal baru diturnkan sehabis bulan Januari, kan :D

    BalasHapus
  11. halah iya yah
    sekarang ke dili harus pake paspor
    kenapa aku masih mikir kalo dili itu indonesia raya yah..?

    BalasHapus
  12. Padahal gw berharap udara jelek dan lu stay di Bali, biar kita bisa jalan lebih lama. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu juga seru, tapi ya sayang juga duit tiket gw... Kalo ada refund sih gpp, klo ga ada refund ya mewek gw deh

      Hapus
  13. sekalian lu bilang, selamat idul fitri. hihihi.. lebih ga nyambung lg..

    BalasHapus
  14. Hai.. cerita2nya inspiratif.. yuk share ceritanya di Tanyain.com biar blognya juga bisa banyak dikunjungi :)

    BalasHapus
  15. Ke Dili? Ada apa Mill di sana?
    Atau....jangan-jangan iseng-iseng seperti lagunya Rita Effendy - Januari Di Kota Dili.
    Kurang Mill liputannya di Dili, penasaran, ngapain aja dua hari di Dili?
    #kepo

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...