Sabtu, 28 Juli 2012

Menuju Lands Beyond The Seas

Kadang saya suka aneh sama jalan pikir perusahaan penerbangan itu, kenapa semakin murah tiket yang kita beli justru rute nya semakin panjang. Bukannya kalau lebih jauh itu berarti lebih banyak pakai bahan bakar ya?  

Misalnya sekarang ini saya harus terbang 4 jam dulu ke Utara padahal tujuan saya sebenarnya ke Selatan. Jadi setelah terbang ke Kuala Lumpur, saya terbang kembali ke Selatan melewati pulau Jawa lagi menuju benua Australia.

Entahlah, kayaknya saya ga perlu mikirin gimana cara kerja mereka itu selama bisa dapat tiket murah meriah. 

Setelah melewati loket transfer penerbangan di bandara LCCT Kuala Lumpur saya menuju ruang tunggu yang penuh sesak sama penumpang. Beruntung saya mendapatkan tempat duduk pas di depan gate keberangkatan saya berikutnya, disebelah satu keluarga asal Australia yang (dari hasil nguping) sepertinya baru saja berlibur di Malaysia dan akan pulang ke negaranya.

Salah satu anak lelakinya yang berusia sekitar 8-10 tahun sedang memegang sepotong sandwich isi daging dan sayur-sayuran duduk pas disebelah saya dan melahap makanannya. Bunyi kriuk kriuk yang berasal dari perut saya segera menyadarkan saya yang lagi terpana sama sandwich dengan mata menatap nanar sambil menelan air liur. 

Wajar saja, sudah waktu nya makan siang dan dari pagi perut saya hanya diisi sebungkus wafer tango. Mau beli makan tapi ga punya uang ringgit. hadeeeeh... belom juga sampe ostrali udah memelas gini nasib saya. Emang dasar turis kere. Saya segera mengalihkan pandangan saya sebelum sepasang mata  biru anak laki-laki itu menangkap gelagat saya yang lagi mupeng sama makanannya.

Untuk menghibur cacing-cacing di perut saya yang mulai demonstrasi garuk-garuk kulit lambung sampai perih, saya mengeluarkan iPad. Biar Miskin asal Sombong, biar kelaperan asal gaya. Untuk menghabiskan waktu yang masih sekitar satu jam lagi saya membuka e-book The History of Australian exploration from 1788-1888 yang baru saya download kemarin siang.
***

Di tahun 1788, rombongan 11 kapal bertolak dari Inggris di pimpin oleh kapten kapal Arthur Philip. Rombongan itu terdiri dari 751 narapidana, 250 tentara beserta kru kapal, beberapa ekor sapi, babi dan kambing. Mereka menuju suatu daerah antah berantah yang mereka sebut Lands Beyond The Seas


‘First Fleet’ adalah sebutan bagi mereka, rombongan orang-orang (mungkin juga termasuk hewan-hewan ternak)  Eropa pertama yang telah melalui perjalanan ribuan kilometer dan ratusan hari, jauh berpisah dari tanah kelahiran mereka tanpa tahu apakah mereka akan  mati tanpa akan melihat nya lagi. Seperti perjalanan yang mereka tempuh selama berbulan-bulan, terombang-ambing di laut, seperti itu pula nasib mereka. Terombang-ambing. Entah kehidupan macam apa yang menanti mereka di seberang lautan.

Adalah James Cook dengan kapalnya yang bernama Endeavour, orang Inggris pertama yang berhasil menjelajah hingga ke bagian timur dari pulau ekstra luas yang saat itu belum banyak di ketahui orang, Terra Australis yang berarti pulau paling selatan dari semua pulau. Apa yang ada di dalamnya masih menjadi misteri besar, rute yang paling dihindari oleh para pelaut kecuali apabila terpaksa terseret badai. Menurut kabar berhembus dari pelaut yang pernah terdampar disana, pulau tersebut dihuni mahluk buas yang tinggi besar berkulit gelap mengkilat.

Sebelumnya para pelaut Belanda telah sampai di sana dan mengklaim bagian barat pulau itu dengan nama New Holland. Namun karena mereka tidak melihat adanya prospek di daratan itu jadi mereka tidak meng-eksplore pulau ini lebih lanjut. Lagipula, pas jaman itu mereka lagi sibuk-sibuknya berusaha menguasai pusat rempah-rempah di Nusantara.

Untuk menghambat ekspansi Belanda lebih jauh di pulau itu, Cook yang mendarat di bagian yang belum pernah di jamah oleh Belanda - di bagian timur pulau, mengklaim nya menjadi milik Kerajaan Inggris dengan nama New South Wales.

Beberapa tahun setelah Cook kembali ke Inggris dan melaporkan hasil temuannya ke Pemerintah Inggris, diputuskanlah untuk mengirim para narapidana ke daerah tersebut. Berbekal petunjuk dari Cook, kapten Philip menempuh perjalanan berbulan-bulan hingga tiba di lokasi yang dituju, Botany Bay.

Kondisi Botany Bay tidak layak untuk di huni, tanahnya pun sangat kering hingga tak mungkin bisa ditanami. Akhirnya Philip memutuskan untuk mencari lokasi lain untuk rombongannya. Beliau memutuskan berlayar ke arah utara dengan perahu kecil menyusuri pinggir laut hingga menemukan lokasi yang cocok. Kapten Philip sampai di suatu lokasi yang sekarang telah menjadi salah satu pelabuhan terindah di dunia, Port Jackson. Kapten segera mengarahkan kapal-kapal nya menuju tempat itu dan memimpin pembentukan koloni pertama di tempat yang kemudian dinamakan Sydney.



Salah satu sisi Port Jackson di tahun 2012

Di hari itu - pas di tanggal 26 Januari 1788, dimana rombongan 'First Fleet' dari Inggris menjejakkan kaki mereka pertama kali, hingga saat ini diperingati sebagai Australia Day.

***

Pengumuman sayup-sayup dari speaker memberitahu bahwa penerbangan Air Asia X menuju Melbourne akan segera Boarding, saya pun segera berkemas dan siap-siap untuk duduk kaku di dalam pesawat selama 7 jam lagi. Saya hanya berharap penumpang yang duduk disebelah saya ga cerewet ngajakin ngobrol soalnya saya dan cacing-cacing saya mau tidur sampai nanti mendarat di Negeri Kangguru sambil dengerin Kylie Minogue, artis ostrali favorit saya.





23 komentar:

  1. selamat menikmati perjalanan mba & semoga juga kagak ketemu sama orang cerewet & sok asik diatas pesawat ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihiy... lempar aja dari atas pesawat klo sok asik :p

      Hapus
  2. beli makanan dong di pesawat... wakakakakakaka

    BalasHapus
    Balasan
    1. ga punya duit ringgit, duit rupiahnya udah abis buat bayar taksi huhuhuhuu.. piluuu

      Hapus
  3. Beeuuh... 7 jam mati gaya tanpa hiburan dan makanan di atas pesawat. *nenggak obat tidur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kan ada iPad #eaaaaa sombong jyahahaaa

      Hapus
  4. saya inget banget ni sama video clip ini. suka mejeng di acara telstar-nya tvri saat itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. videonya bikinnya di Sydney iniiiyy hehehee.. itu jembatan yg di awal video sama yg di foto aku mirip kan:p

      Hapus
  5. wow... saya jadi serasa ikut ke luar negeri nih hehehehe

    BalasHapus
  6. Wokeh. Historical story done, tinggal dodol stories. Aku tungguuuuuuuuuuuuuuuuu.. \^O^/

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini blum selsei mba, cerita otw kesananya ada trilogi jyahahaa....

      Hapus
  7. Mestinya kalau tau transit gitu lain kali bawa makanan sederhana tapi mengenyangkan dan bisa di pasking rapi agar bisa di kunyah atuh Ning.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ga sempet,brangkatnya subuh banget soalnya wkwkwkwk

      Hapus
  8. yah mending lapernya cuma di pesawat, kalo lapernya di kapal beratus-ratus hari gimana dong? *ketawa setan* :))

    BalasHapus
  9. karena lapar adalah naluri natural dari manusia y mbak.
    JAdinya, kl ada sandwich gitu yaa....di ambil saja. Nyicip.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aaaah.. nanti aku dijewer emak bapaknya wkwkwkwk

      Hapus
  10. kapan ya bisa ke sana :)
    nice story.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. thks... bagus loh di ostrali, ga jauh kog dr sini hehehee

      Hapus
  11. berbagi kata kata motivasi
    Jika hatimu luber dengan keindahan cinta, engkau tak membutuhkan apa-apa lagi. Tapi, jika hatimu hampa dari cinta, maka tak penting apa pun yang kau miliki, karena engkau akan selalu merasa kekurangan.
    salam kenal, sukses selalu ,semoga bermanfaat dan dapat di terima, ku tunggu kunjungan baliknya :D

    BalasHapus
  12. saya msh pnsrn ama Kangurunya--the arrivalny, kog g ada mbk?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa... kmrn aku salah, mau di schedule malah aku klik post akhirnya ke posting deh yg arrivalnya pdhal itu mau di simpen dulu soalnya ada postingan heboh yang diutamakan nih hahahaaa

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...