Sabtu, 14 April 2012

One Day Before Autumn

Ada satu cerita Papa Said waktu saya kecil yang masih saya ingat hingga sekarang. Tentang seorang kakek-kakek petani cengkeh di Sulawesi yang tinggal di gubuk reyot tapi sudah keliling dunia. Jadi hasil jual cengkeh nya dipakai buat ke Belanda, Itali, Yunani. Sementara kehidupan sehari-hari nya sederhana sekali.

Buat saya cerita itu inspiring banget, bahwa seorang petani cengkeh in the middle of somewhere di pulau Sulawesi yang masih belantara waktu jaman itu ternyata mampu juga melihat dunia. Menurut saya itu keren banget, tapi waktu kecil saya ga berani mimpi bakal bisa kayak kakek itu. Ternyata destiny works in unpredictable ways.

Saya melewatkan quarter life crisis dengan melompat dari satu kota ke kota lain di Indonesia. Menyeret koper dan selusin dus dari satu bandara ke bandara lain. Tidur di kamar hotel yang berbeda hampir setiap minggu, sampai-sampai sering banget salah nomor kamar. Jadi misalkan sebelumnya kamar saya nomor 350 di hotel A. Waktu saya pindah ke hotel B saya berusaha membuka kamar nomor 350 dan langsung panik karena kunci nya tidak berfungsi, padahal nomor kamar saya udah ganti. Parah emang sih -_-"

Disaat kondisi jiwa saya sedang labil karena kegagalan asmara (sadeess bahasanya), tanpa pikir panjang saya langsung meng-iya-kan hasutan Slamet untuk ikut dalam perjalanan bekpeking perdana walopun hanya ke Singapura dan Malaysia. Sejak itu entah bagaimana bisa-bisanya saya berkeliaran di sekitaran Asia Tenggara. Tidak ada tendensi apa-apa, tidak ada suatu target pencapaian apa pun. "Going where the wind blows", kalo kata Mr. Big mah. eeerrr.. atau lebih tepatnya sih "going where tiket promo budget airlines membawa saya". :p

Kini beberapa bulan menuju usia ke-30, saya - yang nilai geografi nya waktu sekolah ga patut untuk dibanggakan, ga cukup pintar buat dapetin beasiswa keluar negeri dan ga cukup kaya seperti para selebritis yang setiap putus cinta pergi umroh - akan menyebrangi laut hindia menuju ke benua lain dimana saya akan experience my first autumn season.

So, this is my next journey.

Autumn, selama ini saya hanya liat di wallpaper komputer. Komposisi warna daun yang cantik, coklat yang berbaur dengan merah dan kuning, kadang semburat warna keemasan terlihat tatkala terbias cahaya matahari - kesannya buat saya adalah sendu yang mendalam. 

Bahasa Indonesia dari fenomena alam ini adalah "gugur" sebenarnya pas sekali, menurut saya. Ibarat pahlawan, daun bekerja keras menghasilkan makanan bagi pohon dengan zat klorofilnya. Menjelang musim dingin, daun-daun tidak bisa menghasilkan makanan lagi bagi pohon karena kurangnya sinar matahari. Demi kelangsungan hidup sang pohon selama musim dingin, daun-daun dengan rela mengorbankan diri agar sang pohon tidak perlu membagi cadangan makanannya untuk para dedaunan. Sebatang pohon bisa survive menjalani hari-hari nya dalam setahun karena ada para dedaunan yang berkorban setiap musim gugur.

Kalau padi di Indonesia dapat predikat "sesuatu" yang paling tidak sombong, karena makin berisi makin merunduk. Maka daun-daun di daerah 4 musim harus dapat predikat  "sesuatu" yang paling ga egois, paling ikhlas, rela berkorban tanpa mengharapkan pamrih atau tanda jasa.

Jadi buat saya Autumn itu sendu karena itu adalah tentang pengorbanan para dedaunan. Autumn itu sendu karena itu adalah tentang seorang pria ganteng buaya darat yang jatuh cinta sama seorang wanita muda yang sangat bersemangat walaupun ternyata menderita sakit parah dan hidup nya ga lama lagi. Eh, kog jadi sinopsis film yak.

***

oh iyah, kayaknya udah lama ga share kenarsisan saya di youtube yah.

Minggu lalu saya, Rossa, Dilla dan Indra Travelholic diundang ke suatu acara Gathering blogger-blogger yang diadakan penerbit buku Mizan, nanti saya ceritain deh kapan-kapan. Nah ini saya singgung sedikit soalnya di acara itu ada bintang tamu yang salah satu kalimatnya ada yang me-inspiring saya juga.

 Beliau adalah @pidibaiq, katanya "kalo orang suaranya bagus nyanyi itu udah biasa, kalo orang yang suaranya pas-pas-an nyanyi baru itu luar biasa." Nah, setujuuuuu bangeeeet ituuuuuuh!

Sesuai dengan tema nya - musim gugur yang sendu, maka lagunya sendu mendayu-dayu juga donk.*siap2 ditimpuk batako*

Senin, 09 April 2012

Clubbing di Tengah Sawah

Kata siapa di tengah sawah ga bisa clubbing

Kata siapa ga mungkin bikin party di tempat penggilingan beras?

Waktu saya pulang kampung tahun 2011 kemarin, kita sekeluarga bersilaturahmi ke keluarga-keluarga Papa Said yang ada di Manado, Kotamobagu dan sekitarnya. 

Sampai di Inobonto - suatu daerah yang terletak di antara Manado dan Kotamobagu, saudara-saudara Papa Said yang tinggal di daerah situ sengaja membuat pesta khusus menyambut kedatangan rombongan dari Jakarta.

Pesta nya di gelar di tempat penggilingan beras milik salah satu sepupu Papa Said, lengkap dengan satu set Organ dan Sound System nya. Kebetulan keluarga Papa Said banyak juga yang banci tampil, apalagi kalau urusan nyanyi - di pesta pernikahan, di restoran, di kafe, pokoknya setiap ada kesempatan untuk nyanyi pasti pada lupa diri. Nah, jadi jelas kan kelakuan saya yang banci tampil ini adalah faktor genetis.

Karena banyak sekali saudara yang harus dikunjungi, rombongan keluarga Papa Said dari Jakarta dan Manado yang terdiri dari 3 mobil baru tiba di lokasi pesta jam 9 malam. Tapi itu tidak menyurutkan niat untuk bernyanyi dan berjoget sambil menyantap hidangan berupa berbagai macam ikan laut yang sudah tersedia. Gerombolan nenek-nenek usia 70-an juga tidak mau kalah ikut clubbing sampai waktu menunjukkan pukul 2 dini hari. 

Ini adalah kali pertama juga bagi saya clubbing di alam bebas, di tengah sawah, di bawah cahaya ratusan bintang dan bulan. 

Tariiiiikkkk Maaaaang.........

Sound System nya mantap

Bintang tamu dari Jakarta lagi pilih lagu

Duet sama seleb Manado

Konser tengah malem, jangkrik-jangkrik pasti pada budek wkwkwk...

Papa Said juga goyaaaaang *gaya robotik*

Gaya andalan Jempol Digoyang

Gaya Kupu-Kupu Terbang

Gaya Jaipong Kontemporer

Semakin malam semakin memanas... Ampoooon DiJeeeee

Lupa diri !

Minggu, 01 April 2012

"When you wish upon a star....

...... your dreams come true". - Jiminy Cricket di film Pinocchio

Saya suka banget lagu itu, mengingatkan saya sama Disneyland. Mengingatkan saya sama impian saya ketemu Prince Charming and live happily ever after.. ahaaaay... Biar kata penampilan saya rada sangar dikit, tapi sebenarnya hati saya lemah lembut seperti Cinderella dan Snow White *kibasponi*

Seberapa jauhkah kekuatan "wish upon a star" itu? bisa mengubah boneka kayu menjadi anak manusia? bisa mengubah labu menjadi kereta kencana? bisa di temukan oleh Pangeran ganteng setelah tidur 100 tahun tapi ga keriput sedikit pun? 

Atau kalau mau di terapkan ke dunia nyata, apakah kekuatan "wish upon a star" bisa mengubah HP nokia berumur lebih dari 5 tahun menjadi iPhone 4S? apakah bisa mengubah mobil Jepang warna biru langit menjadi Minicooper strip biru-kuning? apakah bisa membawa jodoh saya mendekat sebelum saya mencapai usia 40 tahun dan mulai keriput?

Mungkin hanya Tuhan (dan Jimmy Jangkrik) yang tahu jawabannya, sebagai manusia (dan para boneka kayu yang pengen jadi manusia) ya kita harus berusaha meraih impian kita upon a stars.....

Eh... tapi bagaimana kalau suatu hari kita punya kesempatan menggenggam bintang-bintang di tangan kita. Bintang jatuh? bukan sih, lebih tepat nya Bintang Laut. Yeeaaah.. menurut saya itu adalah suatu momen yang (tetep) magical. 

Lokasi nya di tengah laut dekat dengan Pulau Belitung, ada sebuah pulau yang tidak selalu terlihat sepanjang hari. Pulau Pasir namanya, hanya kelihatan di jam-jam tertentu saja. Namanya Pulau Pasir karena disitu cuman ada sebidang pasir yang sedikit mencuat di atas permukaan laut, ga ada pohon kelapa, ga ada batu-batuan, mulussss... ga ada apa-apa, cuman pasir doang.

Di Pulau berukuran seluas ruang tamu rumah BTN ukuran 36/90 itu lah saya berhasil menggenggam bintang (laut). Pasti pengen kaaaan? pengen kaaaaan?

Patrick, is that you?
Foto sama bintang film laut
Untuk mengimbangi bahasan ga penting di atas dan supaya keliatan agak pinter dikit, kayaknya bagusnya di postingan kali ini saya membahas tentang reproduksi Bintang Laut. 

Sebagai salah satu pengikut setia serial Spongebob Squarepants, saya ingat satu episode dimana Spongebob dan Patrick mengadopsi bayi kerang. Spongebob jadi ibu nya yang rewel ngurusin anaknya, Patrick jadi bapaknya yang pergi ke kantor trus pulang telat. Mereka pun terlibat dalam suatu pertengkaran rumah tangga yang absurd banget, soalnya si Spongebob tiba-tiba pake daster -_____-" 

Eniwei, pas nonton itulah tiba-tiba muncul pertanyaan dalam otak saya, bagaimana cara Bintang Laut berkembang biak? saya coba mengingat-ngingat pelajaran biologi dari jaman SD sampe SMA, sepertinya saya mengalami amnesia atau paling tidak demensia di bagian otak saya yang menyimpan memori pelajaran sekolah.

Untung jaman sekarang ada Mbah Google yang tau segalanya, jadi saya ga perlu bongkar-bongkar buku SD saya di gudang.

Jadi, Bintang Laut itu berkembang biak dengan 2 cara, seksual dan aseksual. Cara seksual itu, misalnya ada Bintang laut jantan ketemu bintang laut betina terus mereka tertarik secara seksual dan melakukan hubungan tersebut sehingga sel telur si betina di buahi oleh sperma nya si jantan, maka jadilah bayi-bayi bintang laut yang lucu.

Tapi ada yang membuat saya sangat tertarik sama cara reproduksi Bintang Laut yang lain, yakni reproduksi secara aseksual (tidak melalui cara sel telur yang dibuahi sperma). 

Nah, jadi jika ada Bintang Laut yang pengen punya anak tapi belum ketemu pasangan yang cocok, mereka tetap bisa reproduksi sendiri. Tinggal mematahkan salah satu arm-nya, nanti potongan arm-nya itu akan berkembang menjadi Bintang Laut yang sempurna dengan 5 arm atau lebih. Si induknya yang kehilangan satu arm itu ga perlu khawatir karena dengan segera anggota tubuhnya yang putus itu akan beregenerasi kembali dengan sempurna.

Coba bayangkan kalau itu bisa terjadi pada manusia, betapa mudah nya hidup. Tinggal potek satu jempol bisa berkembang jadi anak. Ga perlu pusing-pusing, ribet-ribet, repot-repot cari jodoh.

Jempol kiri dan kanan menjelma menjadi 2 perempuan unyu

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...