Kamis, 27 Januari 2011

New Life, New Template

Sesi foto pertama di 01-01-'11
Setelah melalui masa-masa paling sulit dalam hidup saya beberapa bulan  belakangan ini, di bulan ini saya dihadapkan pada persimpangan jalan. Hingga akhirnya satu kejadian di suatu hari Jum'at pertengahan bulan Januari menjadi titik balik dan pada malam itu juga SAYA MEMUTUSKAN!

Menakutkan sih rasanya, karena jalan yang saya pilih sekarang ini lebih banyak uncertainty nya. Salah satu konsekuensi nya, saya sekarang bukan hanya Turis Kere tapi udah bakal jadi bener-bener kere hehehee.....

Kalo ditanya bakal gimana ke depannya, sejujurnya saya juga belum tau sih.... yang jelas I'm so excited to start a new beginning, new chapter of my life, new challenge and WHOLE BRAND NEW ADVENTURE in my life!

Minggu, 23 Januari 2011

Demi Justin Bieber


Lautan Belieber yang mulai GALAU 

Postingan kali ini mungkin agak melenceng sedikit dari postingan lain yang berbau travelling. Namun secara si Justin Bieber ini merupakan suatu fenomena yang luar biasa, saya merasa perlu untuk memposting kejadian luar biasa ini untuk dinikmati oleh khalayak ramai. 

Demi selembar voucher tiket konser bocah belasan tahun, saya rela babak belur dan mengorbankan nyawa. *lebay* Jadi saya merasa perlu untuk mengapresiasi diri saya sendiri.

January 22nd,2011

Pk.05.15AM dapet SMS dari adik saya yg twitter ID-nya @XBustinjieberJB. Isi sms nya membangunkan sekaligus  nyuruh mandi, karena hari sebelumnya saya di daulat untuk mengantarkan adik bontot saya ini mengantri Voucher Tiket Justin Bieber World Tour 2011 di EX Plaza. 

Pk.05.25AM Setelah mengumpulkan nyawa sambil nungging meluk guling di tempat tidur, saya menyeret langkah ke kamar mandi. Tapi karena air nya dingin, cuman mandi dikit. Mengenakan celana pendek dan kaos supaya kliatan membaur di antara para ABG.

Pk.06.00AM Menunggu sopir datang sembari nonton Spongebob dan nge-charge Blackberry.

Pk.06.20AM Berangkat menuju TKP. Dan sialnya BB ketinggalan. Untung masih ada cadangan HP lain buat sekedar eksis di social media.

Justin Bieber: First Step 2 Forever (100% Official)Pk.07.00AM Tiba di tempat parkir EX-Plaza, ternyata sudah ramai orang mengantri walaupun masih Setengah di lapisan pertama, dari tiga lapis yang disediakan oleh promotor nya Marygops Studio. Promotor ini juga gaya kerja nya agak aneh, pertama: namanya kurang dikenal sebagai promotor artis luar apalagi yg sekaliber Justin Bieber ini. Kedua: website nya kurang meyakinkan, secara alamat kantornya cuma ditulis, "located in central Jakarta". Ketiga: Mereka mempromosikan konser ini hanya melalui media twitter, dengan hashtagnya #bieber23Apr. ga ada brosur, spanduk, iklan radio atau apapun. Sedangkan harga tiketnya paling murah 500rb dan paling mahal 1jt, yang mana bukan jumlah yang sedikit apalagi targetnya kebanyakan anak-anak yang baru akan menginjak atau sedang remaja.

Pk.09.00AM Sebelumnya pihak Marygops mengumumkan akan memasukan per 40 orang untuk mengambil nomor antrian dan pengambilan nomor  tersebut akan di buka pukul 9. Lewat 10 menit baru antrian mulai terasa bergerak. Rombongan pertama (yang sepertinya ga sampe 40 orang) di loloskan untuk tahap selanjutnya. 

Pk.10.00AM Rentang waktu antara rombongan pertama dan selanjutnya sangat lama sehingga penonton mulai tidak sabar dan ketika dibuka lagi untuk rombongan selanjutnya pengantri tiket mulai GALAU mendorong-dorong dan berdesak-desakan. Antrian mulai kacau. Gerimis mulai mengundang. Cuaca makin gerah, sumpek dan orang semakin mulai emosi jiwa. Kerumunan ratusan orang tersebut mulai tidak terkontrol. Sementara dari loudspeaker terdengar suara salah satu staff Marygops yang malah sibuk memperingatkan agar pengantri mempersiapkan payung karena akan hujan.... PLISSSsss deh Mbaaa -_-"

My WorldPk.11.30AM Dalam keadaan tergencet, terdesak, terdorong-dorong, kelaparan dan kekurangan oksigen, saya dan @XbustinjieberJB pelan-pelan mulai merayap kedepan. Sementara itu di kaki saya yang menggunakan sandal semakin banyak cap sol sepatu. Banyak ibu-ibu yang ikut mengantri demi anaknya mulai kepayahan.Yang memprihatinkan banyak anak-anak kecil yang terdesak-desak dan terhimpit, panitia hanya bisa memandang pasrah dari kejauhan tanpa melakukan tindakan apa-apa. Malahan security nya adu mulut sama Orang Tua yang mulai emosi melihat keadaan anaknya yang udah mirip ikan peda. Buat saya ini makin menambah poin ketidak profesionalan Marygops sebagai promotornya. Jadi ini sudah poin keempat: sistem pembelian tiket nya tidak jelas, tidak teratur dan tidak dipersiapkan secara matang.

Pk.11.45AM akhirnya kita berhasil lolos dari Antrian untuk mengambil Nomor Antrian. Ternyata perjuangan belum berakhir karena kita masih harus mengantri untuk masuk ke dalam mall, dimana pembelian tiket berlangsung. Dan tahap ini pun tidak kalah kisruh nya.Nomor Antrian akhirnya cuman jadi sekedar nomor aja. Karena pada akhirnya tidak digunakan untuk mengantri juga, jatoh-jatohnya ya rebutan dan dorong-dorongan lagi.

Pk.12.20PM Kita pun masuk ke dalam mall dan menemukan antrian lagi. kali ini untuk pembelian voucher tiket. Tiket nya sendiri baru ditukarkan H-1, yang pastinya bakal rusuh lagi -____-" (ni promotor bener2 dodol ato gimana yak)

Pk.12.45PM Perjuangan untuk hari ini demi Justin Bieber telah selesai. Transaksi pembelian voucher antara saya dan staff promotor yang leleto bangeto (kemungkinan besar karena belum makan juga seperti saya) ditutup dengan di print nya selembar tanda terima di kertas A4 yang dibagi dua dengan penggaris. Setengah buat saya, Setengah buat mbak nya.


Semoga aja Marygops Studio ini (dengan segala kekurangan dan ketidaksiapan-nya) berhasil membawa Justin Bieber ke Indonesia. Kasian tuh belieber-belieber nya yang udah bela-belain menempuh perjuangan berat demi menonton idolanya, jangan sampai cuma di beri harapan palsu. Yaaah.. walaupun sebenarnya lebih banyak juga sih penggemar JB lain yang harus rela melepaskan impian menonton Live Performance idola nya karena harga tiket yang nominalnya sama kayak UMR.

Pk.13.15PM Saya dan @XbustinjieberXB yang kelaparan segera menyerbu resto Jepang di lantai dua dan menyantap Curry Rice dan RaMen.

Pk.15.25PM Sampe rumah dan langsung tepar, pingsan sampe magrib. Ternyata tulang-tulang saya sudah terlalu tua untuk berdiri selama 6 jam, ditambah bonus dorong-dorongan dan desak-desakan.

Jumat, 21 Januari 2011

Cambodia Royal Palace

 PREAH BOROM REACH VANG CHATOMUK MONGKUL. THE ROYAL PALACE IN PHNOM PENH. Tulisan tersebut adalah dua baris pertama yang terdapat di balik Tiket seharga USD 6.5 atau 25,000 riel.

Dibawah tulisan judul tersebut juga terdapat sekilas uraian sejarah Royal Palace ini. Pertama dibangun tahun 1434 pada saat kekuasaan Raja Ponhea Yat. Kemudian di re-built di tahun 1866 hingga yang saat ini berdiri dan dinamakan PREAH BOROM REACH VANG CHATOMUK MONGKUL.

"The name is so given due to it's location near the intersection of four rivers: the upper Mekong, the Tonle Sap, the lower Mekong, and the Tonle Bassac"

Begitulah menurut uraian singkat di belakang Tiket masuk ke Komplek Royal Palace dan Silver Pagoda tersebut. Pembangunan kembali Istana ini terjadi pada saat Raja Norodom berkuasa.


Di dalam kompleks yang luas dan asri ini terdapat banyak bangunan. Yang utama adalah Throne Palace. Kalau mau masuk tempat ini harus lepas topi dan sepatu. Foto-foto juga tidak diperbolehkan. 

Oh iya, untuk masuk tempat ini juga pengunjung harus berpakaian sopan, ya sama kayak kalo kita mau masuk keraton di Indonesia sini. Hampir mirip juga sama keraton disini,  komplek ini punya semacam ruang serba guna yang bahasa Kamboja nya beribet tapi turis-turis boleh menyebut nya Moonlight Pavillion. Tempat ini biasa diapakai kalau ada acara seperti tari-tarian dan lain-lain.

Tempat tinggal keluarga kerajaan namanya Khemarin Palace, terletak di sebelah belakang Throne Hall. Tapi bangunan ini privat banget, ada gerbang nya sendiri dan turis dilarang masuk. Mungkin masih ada keluarga kerajaan yang tinggal disitu juga kali ya?

Masih di area yang sama, jalan sedikit kita sudah masuk ke komplek Silver Pagoda. Tempat ini masuk ke dalam daftar buku 1,000 Places to See Before You Die: A Traveler's Life List by Patricia Schultz. Menurut yang saya baca disana sih bayangannya keren banget: "life-size gold Budha, weighing close to 200 Pounds and adorned with over 9,500 diamonds". Tapi begitu saya lihat sendiri kog kelihatannya kurang gimana gitu, mungkin karena pencahayaannya.

Trus saya jadi heran, kog patungnya dari emas tapi namanya Silver Pagoda. Ternyata karena katanya Mbah Wikipedia lantai Pagoda ini dibuat dari perak, tapi waktu saya disana kog ga sadar ya ada lantai yang dari perak -_-"

Di halaman Silver Pagoda juga bertebaran stupa-stupa dengan berbagai macam model. Sepertinya bangsa Kamboja ini termasuk bangsa yang kreatif dan telaten. Setiap bangunan dihiasi oleh detail-detail ukiran yang rumit. Warna nya juga di dominasi warna-warna kuning dan gold.

Kalau dilihat dari jauh, model atap-atap bangunan nya mengingat kan saya sama bangunan tradisional daerah Sumatera di Indonesia. Model-model bangunan tradisional di Riau dan Palembang.

Dan yang membuat saya salut adalah, bangsa ini walopun lebih kecil dan berpenduduk lebih sedikit dari Indonesia, tapi mereka sadar wisata loh. Buktinya tempat bersejarah begini kelihatan sekali sangat terawat dan bersih. Ayo donk Indonesia jangan mau kalah, kita rawat juga punya kita yang ga kalah keren-keren nya!

Selasa, 11 Januari 2011

Pencarian Sebuah City Hall


Ini adalah salah satu contoh dari kurangnya riset sebelum melakukan travelling. Kalo mau tau salah banyak nya, coba liat-liat aja postingan terdahulu di blog ini. Banyak kejadian "dodol" yang berakibat dari modal ke-nekat-an.

Bermodal ke-nekat-an dan selembar peta wisata yang kita dapat dari lobby hostel, di malam kita tiba di HCMC tanpa membuang waktu kita segera bergegas menjelajahi kota dengan semangat membara. Tujuan kita adalah melihat gedung City Hall atau biasa juga disebut People's Committee Hall yang katanya megah di waktu malam.



Dengan penuh percaya diri, saya bersama dengan kedua oknum lainnya (Cipu dan Mba Vony) menyusuri jalan-jalan sepi HCMC di malam hari dengan panduan peta wisata tersebut. Setelah berjalan beberapa blok, kami juga belum menemukan City Hall itu. Bertanya kesana kemari, setiap orang sepertinya menunjukan arah yang beda-beda.


Sampai ketika kami bertemu tukang ojek, yang memberi info bahwa gedung yang kami cari tidak jauh, tinggal lurus...mentok... belok kanan.


Tadaaa.... dan akhirnya kami pun kegirangan karena telah menemukan gedung yang kita cari semalaman. Kita pun berfoto-foto berbagai macam gaya di depan gedung tersebut. Untung nya lagi, ternyata di depan gedung tersebut ada Cathedral Notre Dame yang tidak kalah indahnya di waktu malam. Kami pun mengabadikan momen tersebut hingga dini hari dan memutuskan kembali ke Hostel.


Setibanya di Hostel, resepsionis menyapa dan menanyakan dengan basa-basi kemana saja kita pergi. Dengan bangganya Cipu memperlihatkan hasil foto-foto City Council temuan kita. Tak disangka tak dinyana.... si resepsionis berkata, " This is not City Hall building.... This is Central Post Office"

Ups!

Tapi kita tidak pantang menyerah! Kita tidak akan pulang ke tanah air sebelum menemukan City Hall yang asli! Titik!

Cipu pun mempunyai ide. Dia meminta resepsionis menuliskan Gedung City Hall dalam bahasa vietnam nya dan menunjukannya pada supir taksi. 


Di depan hotel kami mencegat sebuah taksi yang langsung melipir. Cipu melompat ke bangku depan, duduk dan langsung merogoh saku celana, mencari kertas bertuliskan City Hall dalam bahasa Vietnam yang ditulis resepsionis. Celaka! kertasnya hilang... dan Cipu pun mulai berusaha menjelaskan kepada supir taksi dengan bahasa inggris. Supir taksi tampak berpikir keras, dia tidak mengerti bahasa inggris. Cipu terus menjelaskan dengan dibantu gestur tangan. Supir taksi mengerenyit dahi, "haaaa.. a su.. a su.." kata supir taksi itu, yang bisa saya terjemahkan dengan bahasa kalbu sebagai 'I see'. 

Supir taksi tancap gas, menikung ke kiri, berbelok tajam ke kanan di antara jalanan Ho Chi Minh yang sepi malam itu, di kiri kanan kami tampak gedung-gedung kuno yang memancarkan cahaya redup yang malas. Ciiiiittt... taksi mengerem. Supir taksi menampakan muka ceria sambil menunjuk, "A su.. A su.." katanya.

Kita ada di depan Gedung Central Post Office.

Cipu yang mulai dilanda keputus-asa-an, hampir menangis dan hanya mampu bergumam, " Noooo... Nooo... Not the post office.... Please take us to City Hall.. PLEAAASSSEEE". Hmm.. Okey... Cipu mulai punya suatu obsesi yang aneh terhadap City Council itu. Saya di bangku belakang lihat-liahtan sama Mba Vony.

Supir taksi malang yang tampaknya juga mulai bingung itu pun tampak berpikir keras. Hingga tiba-tiba dia seperti mendapatkan sebuah pencerahan. "Haaaa.... A su.. A su.." 


Supir taksi tancap gas, menikung ke kiri, berbelok tajam ke kanan di antara jalanan Ho Chi Minh yang sepi malam itu, di kiri kanan kami tampak gedung-gedung kuno yang memancarkan cahaya redup yang malas. Ciiiiittt... taksi mengerem. "A su.. A su..." kata supir taksi, "Uncle Ho." katanya sambil menunjuk sebuah patung. 

Mba Vony langsung ingat kalau pernah baca disuatu tempat kalau di depan city hall memang ada patung Uncle Ho. Sukurlah... CITY HALL yang ASLI!!!



Next time saya kembali ke HCMC dan mau ke City Hall, sekarang saya sudah tau perbedaannya. Yang di seberangnya ada Cathedral Notre Dame adalah Central Post Office. Bukan City Council. Dan yang di seberangnya ada Patung Uncle Ho adalah City Hall yang asli.






Semoga informasi ini juga bermanfaat bagi kalian yang berencana melancong ke Ho Ci Minh City suatu saat. Jangan sampe ketuker yaaaaah.... hihihiiii....

Minggu, 09 Januari 2011

The Said's New Years Party

Salah satu keuntungan menjadi anggota keluarga The Said adalah kita termasuk orang-orang kreatif dalam mencari alternatif cara menghabiskan malam tahun baru.

Tahun lalu kita hanya kumpul-kumpul di rumah sambil bakar-bakar jagung di halaman dan lomba maen petasan sama warga betawi di kampung belakang. Tahun sebelumnya kita melewatkan malam tahun baruan mati gaya di daerah Pengalengan. Beberapa tahun sebelumnya kita pernah menghabiskan malam tahun baru dengan hanya naik mobil keliling jalan Toll Jakarta. Tahun ini kebetulan The Said's memilih tema Beach Party dengan venue: Carita.

Untuk yang berminat ikut tahun depan, pendaftaran dibuka mulai bulan Maret 2011... loh, kayak daftar sekolah yak *tepok jidat* hehehee...

Tapi apa pun tema dan venue nya, yang selalu ada di New Year's party a la The Said adalah:

Makan-Makan.......


.......Terompet.........



........dan Fireworks

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...