Kamis, 29 Oktober 2009

Singapore Tour a la Kere

Kalau punya waktu satu hari menjelajah kota Singapura dengan budget minim, kemana kah tujuan kamu?

Ke tempat-tempat inilah Turis Kere berkunjung:



1. Little India


Kami memutuskan untuk menghabiskan malam pertama kami di Singapura dengan berkunjung ke Little India. Maksudnya sekalian berburu kuliner khas India disana. 

Di depan Little India yg gemerlap sama lampu-lampu

Kebetulan untuk mencapai Little India dari penginapan kami hanya perlu naik bus ($1/org) dan jalan sedikit.

Ternyata saat itu para umat hindu sedang merayakan Deepavali Day yaitu semacam festival untuk merayakan kemenangan Good VS Evil yang di simbolisasi dengan kemeriahan cahaya-cahaya lampu. Jadi kebayang kan cantik nya, berjalan-jalan di tengah kerlap kerlip lampu berbagai warna di malam hari, kadang terhirup aroma dupa dan bunga-bungaan. Mungkin karena terlalu terbawa suasana kita jadi lupa buat makan malam disana, tapi akhirnya kita makan malam di restoran India 24 jam yang terletak di bawah penginapan kita. Toh akhirnya kuliner India juga kan? hehee..


2. Esplanade & Merlion Park


Perjalanan perdana para Turis Kere kali ini benar-benar di warnai dengan keberuntungan. Penginapan kita ternyata tempat yang sangat strategis. Secara tidak sengaja, di hari pertama kami berjalan dan berjalan hingga kog akhirnya bisa tiba di Esplanade. Dan keesokan pagi nya kita kembali lagi ke Esplanade untuk sesi berpoto. Dan ketika kita berputar ke sisi sebelah Esplanade... TERNYATA... di seberangnya ada Merlion Park.



Background nya : Patung Merlion & Esplanade



Ya ya ya.. kita baru tau.. kalau ternyata Merlion Park dan Esplanade itu seberang-seberangan (doh..kemana aja) hihihiii...

 
Jadi, berapa ongkos yang kita perlukan untuk mengunjungi Esplanade & Merlion Park?


$0



Esplanade itu adalah gedung theater, kalau disini mah kayak Theater Ismail Marzuki (TIM) gitu kali ya. Tapi kita tidak masuk kedalamnya. Dan sayang nya lagi tidak sempat melihat kecantikan Esplanade waktu malam karena kepepet waktu.

Kalau patung Merlion itu patung kepala singa berbadan ikan yang merupakan ikon kota Singapura. Yaaa.. klo disini mungkin mirip dengan patung ikon kota surabaya gitu kali ya? *penulis ngarang ga boleh ada yang protes*


3. Orchard Road

 
Jalan ini terkenal sebagai pusat perbelanjaan di Singapura. Beberapa tahun yang lalu, mungkin kita akan takjub melihat mall-mall disini, bahkan orang-orang kaya Indonesia kabarnya banyak yang bela-belain belanja barang ber-merk sampe ke sini.

Tapi kalau di lihat sekarang, seperti nya biasa saja ya. Mungkin karena di Jakarta sendiri sudah banyak mall yang megah-megah. Selain itu outlet-outlet ber-merk yang ada di sini sepertinya sudah buka cabang semua di Jakarta.


House of Condom, blm ada di Indonesia nih
Yang belum buka cabang di Jakarta seperti nya hanya outlet yang seperti poto di atas heheheee...




4. China Town



China Town -nya Singapore

Hati-hati bagi para turis ber-budget minim kalau berkunjung ke sini. Harus bisa tahan napsu belanja-belanji, karena disini banyak terdapat pernak-pernik yang menarik.

Untuk mencapai China Town kami menggunakan transportasi favorit kami - MRT, seharga satu dollar-an.

Jangan sampai terjebak dengan harga dalam dollar. Kalau saya pribadi yang hampir seumur hidup menggunakan mata uang yang terdiri dari ratusan dan ribuan angka di tiap lembarnya, jadi sering lupa kalau melihat harga yang hanya terdiri dari angka satuan dan puluhan. Kesannya tuh murah banget, padahal setelah di kalikan kurs nya, ternyata ga semurah itu.

Rabu, 28 Oktober 2009

Naik MRT tut tut tut.. siapa hendak turut..

Hehee..baru tau kalo MRT itu kepanjangannya Mas Rapid Transit karena mau nulis postingan ini *gubrak*

Padahal di Singapore, sarana transportasi ini yang jadi pilihan kita - selain bus, karena ongkosnya yang murah meriah. Murah kalau dibandingkan naik taksi tentunya, kalau dibandingkan sama jalan kaki ya tentu lebih murah jalan kaki.

Kelebihan dari negara tetangga kita ini adalah sistem transportasi nya yang terintegrasi dan ga ribet. Keterangan jalur yang terpampang di setiap terminal MRT dan Bus dibuat sedemikian sehingga sangat sistematis, bahkan untuk pendatang yang pertama kali melihatnya tidak memerlukan waktu lama untuk memahami. Ya tentunya kita harus tau dulu tujuan kita. Tapi mungkin karena kita orang Indonesia dengan peribahasanya "malu bertanya sesat di jalan", kayaknya kurang afdol kalau ga tanya-tanya ke orang *lirik cipu*

Tiket MRT dibeli melalui mesin. Di terminal MRT bandara Changi, dengan penuh tekad kita mengamati mesin ajaib tersebut , menekan-nekan semua tombol, memasukkan uang ke setiap lubang yang ada, dan hampir putus asa. Kemudian di sebelah datang seorang kakek. Dengan pandangan penuh harap akan diajari cara menggunakannya, kita langsung mengalihkan perhatian ke si kakek itu yang dengan ekspresi tidak kalah bingung berkata, " I dont know how to use it".

Akhirnya datang sepasang turis asing, yang kelihatan lebih pintar mencoba menaklukan mesin tiket tersebut. Kita menunggu sambil mengamati dengan seksama dan akhirnya mereka berhasil. Horeeee... dan kita pun akhirnya mendapatkan tiket MRT pertama kita.

Di siang hari kedua kita di Singapore, kita berniat naik MRT dari Sommerset menuju City Hall, terminal yang dekat dengan Esplanade. Saat itu arus penumpang sangat deras, berlarian menuruni tangga mengejar MRT yang pintunya sudah hampir tertutup. Kami pun ikut hanyut dalam arus penumpang itu, pintu sudah tertutup setengah, aku& Cipu terpisah dari Gunard, tapi kami BERHASIL memasuki MRT tersebut. Aku dan Cipu bernafas lega... Fiuuuuuh...


Hingga tak lama kemudian, Cipu tersadar kalau kita naik MRT dengan arah berlawanan dari tujuan kita. MRT saat itu penuh, kita tak bisa melihat keberadaan Gunard. Akhirnya kami berdua memutuskan untuk turun di terminal berikutnya: Dolby Gauth. Sedangkan Gunard yang terpisah dari kami terbawa hingga terminal berikutnya.

Kita hanya bisa menertawakan kejadian ini, soalnya entah kenapa kita musti ikut lari-lari padahal MRT akan datang setiap 4 menit. hehehee...

Pesan moral yang bisa diambil dari kejadian ini: Jadi orang itu harus punya pendirian, jangan cuman terbawa arus karena bisa menyesatkan.

Turis Kere


"When you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it
"
-Paulo Coelho




I've proved it!


Pada saat menulis postingan Ucapan Tahun Baru tentang rencana travelling 2009, jujur aja belum kepikiran untuk bikin planning ke luar negeri, walaupun ada siiiih.. impian-impian terpendam menyangkut hal tersebut, tapi kog ya rasanya ragu dan terlalu muluk.


Tapi ternyata... Salah Besar! Karena suatu hari di pertengahan tahun, saat perjalanan dari Bandung menuju Jakarta selepas menghadiri resepsi pernikahan teman, bersama dengan bapak Gunard Slamet Handiko (paling kiri, kaos item) dan beliau menceritakan kalau sudah punya tiket (yang mana di beli waktu promo seharga Rp.0,-), tiba-tiba terjadilah.


All of the sudden, I'm planning for the "Trip". Bersama dengan Gunard Slamet, Cipu dan Lenia.. kita akan menaklukan Singapura dan Kuala Lumpur dengan menggendong Backpack.

And who said it's going to be expensive trip? (I was hehee)

Kenyataannya kita hanya menghabiskan kurang dari 800 ribu rupiah untuk perjalanan Jakarta-Singapore-Kuala Lumpur-Jakarta. Ga percaya? coba liat kesini untuk rincian budget nya. Thank God, Daeng Cipu (tengah, kaos kuning) udah duluan posting rincian budget hehee...

Budget diatas memang belum termasuk harga tiket yang ternyata juga kurang dari 700 ribu rupiah. Pun sebenarnya kita bisa dapat harga lebih murah kalau planning dari jauh-jauh hari. Tapi karena lumayan mendadak, jadi kita pesan tiket sebulan sebelum jadwal.

Cipu likes to call himself a budgetary traveller, but I like to call myself Turis Kere. Walaupun dengan budget yang minim, toh bisa juga kita jadi wisatawan di negeri tetangga hehee..



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...