Sabtu, 25 Juli 2009

Gonta Ganti Gaya di Vredeburg

Beberapa kali ke Jogja, sering sekali aku lewat di depan benteng Vredeburg. Sesering lewat di depannya itu, sesering itu juga punya niatan buat masuk. Tapi baru kali kemarin itu akhirnya niat itu terlaksana.

Ceritanya di awal Juli kemarin, aku tergabung dalam rombongan wisata kondangan menghabiskan weekend di Jogja, dengan agenda utama: FOTO BERSAMA.

Setelah agenda belanja-belanja yg sempat di ceritakan disini, rombongan mulai berpikir untuk mencari lokasi pemotretan. Akhirnya disepakati Benteng Vredeburg, yang tidak jauh dari Pasar Beringharjo.

Benteng ini dibangun pada masa kolonial Belanda, hampir mirip dengan benteng-benteng lain peninggalan Belanda yang berada di beberapa kota di Indonesia, di dalamnya terdapat bangunan-bangunan rumah perwira, asrama prajurit, gudang logistik, gudang mesiu, rumah sakit prajurit dan rumah residen. Vredeburg sendiri artinya adalah "perdamaian".


Beginilah hasil para foto model dadakan bergaya di depan kamera. Not Bad juga lah ya.. hehee..


Ganti Gaya.....


Ganti Gaya...


Ganti Gaya...

Fiuh.. ternyata jd foto model itu melelahkan juga. Dan Puanaaaasss Bo'... hahahaaa...

Benteng-benteng yang lain:
- Benteng Otanaha
- Fort Rotterdam
- Fort Marlborough

Senin, 20 Juli 2009

Pecel Pincuk Beringharjo

Pergi ke Jogja bareng segerombolan cewe-cewe, apalagi agenda utamanya kalau bukan shopping-shopping. Tempat pertama yang di serbu tentunya adalah Pasar Beringharjo di Malioboro, pusat jualan batik di Jogja. Tidak lupa, sebelum mulai memborong, barang pertama yang di beli adalah tas batik buat wadah belanjaan. Jadi ceritanya tante-tante gila belanja itu mau bikin kontes "tas belanjaan paling penuh".

Sementara tante-tante lain dengan obsesi mereka memenuhi tas belanjaannya berburu batik-batik di Pasar Beriharjo, aku yang sedang tidak mood buat belanja baju - mengingat lemari pakaian di rumah yang udah kepenuhan dan beberapa baju baru yang belum sempat di pakai, memutuskan untuk sarapan pecel kaki lima yang berjejeran di depan pasar Beriharjo. Kebetulan di hotel belum sarapan, jadi cacing-cacing di perut langsung berontak melihat sayur-sayuran pecel, tempe bacem dan sate telur puyuh bergelimpangan mengundang.

Di atas pincuk daun pisang, kita bisa menikmati pecel khas Jogja lengkap dengan kembang turi. Bisa pilih mau pakai nasi atau lontong. Dan lauk nya tinggal comot aja di bakul-bakul yang tersedia. Murah meriah dan seru. Karena makannya di trotoar tempat orang sibuk berlalu lalang, jadi maklum-maklum aja kalo lagi makan agak ke senggol-senggol. Belum lagi pengamen-pengamen yang datang silih berganti, dari yang gitar-an nyanyi lagu Ebiet G. Ade, waria menor berkebaya yang bersenandung "tak gendong... kemana-mana..", hingga pengamen yang cuman kecrek-kecrek sambil ngedumel ga niat.


Intip-intip juga:
- Cokelat Monggo Asli Jogja
- Warung Pecel Tempoe Doeloe

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...