Sabtu, 22 November 2008

Rumah Pengasingan Sang Proklamator


Di jaman kolonial Belanda, Bengkulu sering dijadikan tempat pembuangan tahanan politik, diantaranya adalah Sentot Ali Basyah. Pada tahun 1938, Bung Karno juga diasingkan oleh Belanda ke daerah ini setelah sebelumnya sempat dibuang ke Ende, Flores.

Dalam pengasingannya di Bengkulu, Bung Karno diperbolehkan beraktivitas apa saja selain aktivitas politik. Maka beliau bergabung dengan Muhammadiyah Bengkulu, membangun masjid Jami', dan mendirikan kelompok sandiwara bernama "monte carlo".

Selama pengasingannya di Bengkulu, beliau bertemu dengan Fatmawati yang kemudian dinikahinya pada tahun 1943 dan memiliki lima orang anak, yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rahmawati, Sukmawati dan Guruh Soekarnoputra.


Rumah yang dihuni selama 4 tahun masa pengasingannya tersebut, hingga saat ini dijadikan objek wisata sejarah di daerah Bengkulu. Rumah mungil berhalaman luas yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta tersebut terdiri dari ruang tamu, kamar tidur, ruang makan yang terletak di serambi belakang rumahnya, serta paviliun tambahan yang terdiri dari kamar mandi dan dapur.

Barang-barang peninggalan Bung Karno yang masih tersimpan disana selain furniture antara lain, buku-buku, sepeda tua, foto-foto Bung Karno dan keluarganya, ada juga surat Bung Karno yang di pajang, satu lemari berisi kostum-kostum sandiwara dan sebuah sumur tua.


So, untuk yang mengaku punya rasa nasionalisme yang tinggi, belum afdol kalau belum mengunjungi tempat ini.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...